Here’s a comprehensive analysis of PT Buana Lintas Lautan Tbk (IDX: BULL) covering ownership, margins, solvency, news, and market rumors:
As of 24 July 2024, the company’s ownership structure was:
Public: ~73.05%
PT Delta Royal Sejahtera: ~19.09%
PT KB Valbury Sekuritas: ~5.74%
Management insiders hold smaller stakes (e.g., Wong Kevin ~2.08%) .
Previously, large institutional holders included PT Delta Royal Sejahtera (~10.19%), PT Tesco International (~7.78%), Credit Suisse (~5.29%), and others; public float was lower (~64.6%) around Feb 2021 .
Assessment: High public float and moderately fragmented ownership; lacking a dominant controlling shareholder can lead to vulnerability to speculative movements and less stability in long-term governance.
Net Profit Margin (NPM):
Q1 2024: 25.76%
Q2 2024: 24.72%
Q3 2024: 12.28% (seasonal dip versus 22.73% in Q3 2023) .
Management expects margin recovery in Q4 2024 driven by higher charter rates, with Q4 seen as seasonally strong (along with Q1) .
Trailing Twelve Months (TTM):
Gross margin ~33.8%
NPM ~11.2% .
Summary: Margins are healthy across the year (~24–26% in full quarters), though Q3 dips highlight seasonality. The firm remains profitable with double-digit margins.
Financials as of mid-2024 show:
Debt/Equity ratio ~69.9% .
Reverse-split in 2015 followed by debt restructuring (USD 50 million resolved then) .
Interpretation: The company carries moderate leverage, but post-restructuring stability and sustained profitability indicate solvency isn’t a major concern.
“Efek Tidak Dijamin” (Non‑guaranteed security):
BEI/KPEI flagged BULL in March and again for August 2024, indicating irregular trades — this suspended regular trading, limiting trading to negotiation. Prices fell ~9–4% around late July/early August 2024 .
Triggered by high public float, unusual volumes/patterns, and lacking transaction guarantees .
Foreign Investment Flows:
BULL has been among top net-buys by foreign investors (e.g., Feb and Jan 2025) .
Regulatory Watch:
BEI monitored “unusual transaction patterns” in March 2025 .
Media Coverage:
Market coverage highlights include volatility tied to oil prices and specific BEI monitoring notices .
SimplyWallSt Summary (Nov 2024):
Current price ~Rp 117; 52‑week range Rp 100–160; beta 0.88 (moderate volatility); 1‑year return –19% .
P/E ~6.2×, P/S ~0.7×, Debt/Equity ~69.9% .
Sahamology (Feb–Mar 2025):
Strong short‑term technical performance (84% win rate in trades logged), with ongoing foreign net-buy accumulation (~Rp 4 billion over last 5 trading days) .
Aspect | Strengths | Risks |
---|---|---|
Ownership | Public float enables liquidity | Fragmentation may invite manipulation |
Margins | Solid, double-digit profit margins | Q3 shows notable seasonal decline |
Solvency | Manageable debt levels, post-restructuring stability | Leverage ~70% may amplify risk if earnings dip |
News | Foreign investors actively accumulating | Suspensions and regulatory scrutiny over trading irregularities |
Valuation | Low P/E and P/S; potential undervaluation | Price volatility and weak investor sentiment |
Trading/Speculation: BULL is attractive for short‑term plays tied to oil prices and charter rates. Watch for BEI alerts, trading halts, and foreign flows.
Long‑term Value: Fundamentals (profitability, solvency, valuation) appear solid. Still, uneven earnings, high float, and prior debt history suggest caution.
Risks: Market manipulation concern, regulatory flags, and reliance on seasonal freight demand.
Let me know if you'd like to dig deeper into financial ratios, quarterly breakdowns, or peer comparisons!
Berikut adalah terjemahan analisis lengkap PT Buana Lintas Lautan Tbk (IDX: BULL) ke dalam Bahasa Indonesia, mencakup kepemilikan, margin, solvabilitas, berita, dan rumor pasar:
Per 24 Juli 2024, struktur kepemilikan saham adalah sebagai berikut:
Publik: ~73,05%
PT Delta Royal Sejahtera: ~19,09%
PT KB Valbury Sekuritas: ~5,74%
Manajemen/Insider seperti Wong Kevin memiliki sekitar ~2,08% .
Sebelumnya (Feb 2021), pemegang saham institusional besar mencakup PT Delta Royal Sejahtera (~10,19%), PT Tesco International (~7,78%), dan Credit Suisse (~5,29%) .
Kesimpulan: Kepemilikan publik tinggi dan cukup tersebar. Tidak adanya pemegang saham pengendali utama bisa menyebabkan kerentanan terhadap spekulasi dan kestabilan tata kelola jangka panjang yang lebih lemah.
Margin Laba Bersih (NPM):
Q1 2024: 25,76%
Q2 2024: 24,72%
Q3 2024: 12,28% (terjadi penurunan musiman; Q3 2023 sebesar 22,73%) .
Manajemen memproyeksikan pemulihan margin di Q4 2024 didorong oleh tarif sewa kapal yang lebih tinggi; Q4 dan Q1 dianggap sebagai musim kuat .
TTM (Trailing Twelve Months):
Margin kotor: ~33,8%
NPM: ~11,2% .
Kesimpulan: Margin tetap sehat sepanjang tahun (~24–26% pada kuartal penuh), meski Q3 menunjukkan penurunan musiman. Perusahaan tetap mencatatkan laba dengan margin dua digit.
Data keuangan pertengahan 2024 menunjukkan:
Rasio utang terhadap ekuitas (Debt/Equity) ~69,9% .
Pernah melakukan reverse-split dan restrukturisasi utang sebesar USD 50 juta pada tahun 2015 .
Interpretasi: Perusahaan memiliki tingkat leverage yang moderat. Stabilitas pasca-restrukturisasi dan laba yang konsisten menunjukkan solvabilitas tidak menjadi isu besar.
Efek Tidak Dijamin oleh KPEI:
BULL masuk daftar efek tidak dijamin oleh BEI/KPEI pada Maret dan Agustus 2024, menyebabkan perdagangan reguler ditangguhkan dan hanya bisa dilakukan di pasar negosiasi. Harga sempat turun sekitar 9–4% pada akhir Juli–awal Agustus 2024 .
Penyebab utama: frekuensi dan volume perdagangan tidak wajar, float publik tinggi, serta kurangnya jaminan transaksi .
Aliran Dana Asing:
BULL termasuk dalam daftar net-buy asing tertinggi (contoh: Jan–Feb 2025) .
Pemantauan Regulator:
BEI mengawasi pola transaksi tidak biasa pada Maret 2025 .
Liputan Media:
Sorotan mencakup volatilitas yang terkait dengan harga minyak dan peringatan BEI .
Ringkasan SimplyWallSt (Nov 2024):
Harga saat ini: ~Rp 117; kisaran 52 minggu: Rp 100–160; beta 0,88 (volatilitas sedang); return 1 tahun: –19% .
P/E ~6,2×, P/S ~0,7×, Debt/Equity ~69,9% .
Sahamology (Feb–Mar 2025):
Kinerja teknikal jangka pendek kuat (win rate 84%), dengan akumulasi net-buy asing ~Rp 4 miliar dalam 5 hari terakhir .
Aspek | Kekuatan | Risiko |
---|---|---|
Kepemilikan | Float publik tinggi memberikan likuiditas | Kepemilikan tersebar rawan spekulasi |
Margin | Margin laba dua digit konsisten | Q3 menunjukkan pelemahan musiman |
Solvabilitas | Utang terkendali, stabil pasca restrukturisasi | Leverage ~70% berisiko jika laba turun |
Berita | Investor asing aktif mengakumulasi | Penghentian perdagangan & pengawasan BEI |
Valuasi | P/E & P/S rendah, berpotensi undervalue | Volatilitas harga & sentimen investor lemah |
Perdagangan Jangka Pendek: Cocok untuk trading jangka pendek yang sensitif terhadap harga minyak dan tarif sewa kapal. Waspadai suspensi dan peringatan BEI.
Investasi Jangka Panjang: Secara fundamental cukup solid (laba, solvabilitas, valuasi). Namun perlu hati-hati terhadap fluktuasi musiman dan sentimen pasar.
Risiko: Potensi manipulasi pasar, pengawasan regulator, dan ketergantungan pada permintaan angkutan laut musiman.
Jika Anda ingin analisis lanjutan seperti perbandingan kompetitor, rasio keuangan detail, atau grafik teknikal, silakan beri tahu saya!