Here’s a comprehensive analysis of PT Perdana Gapuraprima Tbk (IDX: GPRA):
Insider holding is very low—only about 0.04% from insiders .
A major institutional stake (~5.98%) was recorded in September 2024 by PT Kharisma Andalas Putra via Mirae Asset, reducing the controller's portion to ~68.8% .
In January 2025, the commissioner Rudy Margono bought an additional 500,000 shares, increasing his stake from 0.01% to 0.02% .
Bottom line: The company remains largely family/controlling-owner driven, with slight insider/institutional activity but no major new investors recently.
Gross margin: ~62.7% (TTM) .
Operating margin: ~32.1% (TTM); Q3 2024 posted ~58% quarterly margin .
Net profit margin: ~24% .
EBITDA margin: ~35% .
GPRA is profitable and enjoys strong margins by industry standards.
Current ratio: 4.26x – shows excellent short-term liquidity .
Debt-to-equity ratio: ~19–19.2% – low leverage .
Interest coverage: around 5.5–6.2x – comfortably covers interest expense .
Net debt: ~165 billion IDR (total debt ~263 b, cash ~98 b) .
Altman Z-score: 2.2 – indicates moderate risk; below 3 suggests caution .
Free cash flow margin: ~6%, with ~31 b IDR FCF (TTM) .
Summary: The balance sheet is solid—low debt, high liquidity, and ample interest coverage. Some red flags on bankruptcy risk (Z‑score), but overall healthy.
Major share transactions:
Sept 2024: PT Kharisma Andalas Putra acquired ~6% stake .
Jan 15, 2025: Ruddy Margono (Commiss.) increased individual holding to 0.02% .
Financial performance:
Q3 2024: Net income ~82.9 b IDR (+9.5% YoY) .
Q1 2024: EPS Rp 8.60 (vs Rp 6.54 in Q1 2023) .
Q2 2024: EPS Rp 1.75 (vs Rp 2.57 in Q2 2023) .
Market sentiment/pricing:
Some analysts describe GPRA as undervalued, citing P/E ~4x vs market avg ~15x .
Earnings grew ~23.7% per year, revenues ~8% annually over past decade .
Trading platforms indicate price strength with moving averages and AI signals .
Rumors: No substantial market rumors or controversies noted outside routine share trades.
Category | Strength | Consideration |
---|---|---|
Ownership | Low insider dilution, significant controller holding | Limited institutional diversity |
Profitability | Strong margins, consistent earnings growth | Some quarterly fluctuation in operational performance |
Solvency | Low leverage, strong liquidity, solid interest coverage | Altman Z-score signals moderate risk |
Valuation | Cheap compared to market (P/E ~4x) | Small-caps may carry liquidity/visibility risk |
Conclusion: GPRA appears financially robust, undervalued, and steadily profitable. However, it's a small-cap real-estate developer with moderate risk. Watch upcoming earnings (e.g., July 29, 2025) and any shift in shareholder composition.
Would you like a deeper dive into valuation models, peer comparison, or future projections?
Berikut adalah analisis lengkap untuk PT Perdana Gapuraprima Tbk (IDX: GPRA) dalam Bahasa Indonesia:
Kepemilikan orang dalam sangat rendah — hanya sekitar 0,04% dari pihak internal.
Investor institusi utama tercatat pada September 2024: PT Kharisma Andalas Putra membeli sekitar 5,98% saham melalui Mirae Asset, yang mengurangi porsi pengendali menjadi sekitar 68,8%.
Pada Januari 2025, Komisaris Rudy Margono membeli tambahan 500.000 saham, menaikkan kepemilikannya dari 0,01% menjadi 0,02%.
Kesimpulan: Perusahaan masih didominasi oleh pemilik utama, dengan sedikit aktivitas dari pihak institusi dan orang dalam, namun belum ada investor besar baru yang masuk.
Gross margin: sekitar 62,7% (12 bulan terakhir).
Operating margin: sekitar 32,1% (TTM); kuartal III 2024 mencatat margin operasional sekitar 58%.
Net profit margin: sekitar 24%.
EBITDA margin: sekitar 35%.
GPRA menunjukkan profitabilitas yang kuat dan margin yang tinggi dibanding rata-rata industri properti.
Current ratio: 4,26x – likuiditas jangka pendek sangat baik.
Debt-to-equity ratio: sekitar 19–19,2% – utang tergolong rendah.
Interest coverage: sekitar 5,5–6,2x – mampu membayar bunga dengan aman.
Net debt: sekitar Rp165 miliar (utang ~Rp263 miliar, kas ~Rp98 miliar).
Altman Z-score: 2,2 – mengindikasikan risiko kebangkrutan moderat (di bawah 3 perlu diwaspadai).
Free cash flow margin: sekitar 6%, dengan FCF (TTM) sekitar Rp31 miliar.
Kesimpulan: Neraca keuangan sehat — utang rendah, kas kuat, dan bunga tertutup dengan baik. Namun Z-score menunjukkan risiko sedang yang perlu diperhatikan.
Transaksi saham besar:
Sept 2024: PT Kharisma Andalas Putra akuisisi ~6% saham.
15 Jan 2025: Komisaris Ruddy Margono menambah kepemilikan jadi 0,02%.
Kinerja keuangan:
Q3 2024: Laba bersih ~Rp82,9 miliar (+9,5% YoY).
Q1 2024: EPS Rp8,60 (vs Rp6,54 di Q1 2023).
Q2 2024: EPS Rp1,75 (vs Rp2,57 di Q2 2023).
Sentimen pasar & valuasi:
Beberapa analis menilai GPRA undervalued, dengan rasio P/E sekitar 4x (rata-rata pasar ~15x).
Laba tumbuh ~23,7% per tahun, pendapatan ~8% per tahun dalam 10 tahun terakhir.
Sinyal teknikal positif: tren harga, moving average, dan indikator AI mendukung penguatan.
Rumor: Tidak ada rumor besar atau kontroversi terkini, hanya aktivitas transaksi saham biasa.
Kategori | Kekuatan | Hal yang Perlu Diperhatikan |
---|---|---|
Kepemilikan | Kepemilikan pengendali masih dominan | Investor institusional belum terlalu banyak |
Profitabilitas | Margin kuat, pertumbuhan laba stabil | Beberapa fluktuasi kuartalan perlu dimonitor |
Solvabilitas | Likuiditas tinggi, utang rendah | Z-score di bawah 3 → risiko sedang |
Valuasi | Saham murah (P/E ~4x) dibanding pasar | Risiko likuiditas karena kapitalisasi kecil |
Kesimpulan: GPRA secara fundamental tergolong sehat, valuasi menarik, dan menunjukkan kinerja laba yang kuat. Namun sebagai saham properti berkapitalisasi kecil, risikonya sedang dan perlu dipantau terutama saat rilis laporan keuangan berikutnya (misalnya: 29 Juli 2025).
Apakah Anda ingin saya bantu analisis valuasi saham GPRA lebih dalam, perbandingan dengan emiten properti lain, atau proyeksi masa depan?