Here is the analysis regarding the ownership and solvency of PT Lotte Chemical Titan Tbk (IDX: FPNI), including rumors of potential delisting:
PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) was formerly known as PT Indofatra Plastik Industri.
In 2008, the company was acquired by Lotte Chemical Titan Group from Malaysia, which is part of the South Korean conglomerate Lotte Chemical Corporation.
Since the acquisition, FPNI has been part of the Lotte Group and changed its name accordingly.
FPNI’s recent financial performance has shown significant deterioration:
Net Loss 2024:
FPNI reported a net loss of IDR 134.6 billion in 2024, compared to a profit of IDR 45.3 billion the previous year.
Q1 2025 Net Loss:
In the first quarter of 2025, the company recorded a net loss of IDR 24.9 billion.
Return on Assets (ROA):
As of May 2025, FPNI’s ROA stands at -5.12%, indicating poor asset efficiency.
Current Ratio:
The current ratio is 1.28, which is above the safety threshold of 1.0. This indicates that the company can still meet its short-term liabilities.
As of now, there is no official information from the Indonesia Stock Exchange (IDX) regarding a potential delisting of FPNI.
However, due to the declining financial performance and continued losses, investors are advised to remain cautious and monitor announcements from IDX and the company’s financial reports.
While FPNI still maintains adequate short-term liquidity, its sustained losses and declining operational efficiency are serious concerns.
Investors should be cautious and evaluate the associated risks before making any investment decisions in FPNI shares.
Let me know if you'd like a summarized version or help evaluating investment risk.
Here is the latest analysis of the issuer PT Lotte Chemical Titan Tbk (IDX: FPNI), including stock performance, financial condition, and market sentiment:
Stock Price:
As of May 27, 2025, FPNI's share price stood at Rp210, down 6.25% from the previous trading day.
(source)
Annual Performance:
Over the past 12 months, FPNI shares have gained 24.7%, outperforming the average performance of the Indonesian chemicals sector (8.5%) and the overall market index (-1.6%).
(source)
Volatility:
FPNI has a beta of 1.63, indicating higher volatility than the overall market.
(source)
Revenue:
In 2024, FPNI posted revenue of Rp5.87 trillion, a decrease of 2.19% compared to the previous year.
(source)
Net Income:
The company recorded a net loss of Rp142.42 billion in 2024, significantly up from a Rp7.1 billion loss in 2023.
(source)
EBITDA:
FPNI's EBITDA was negative Rp123.92 billion, with an EBITDA margin of -2.15%, indicating operational profitability pressure.
(source)
Annual General Meeting (AGM):
FPNI is scheduled to hold its AGM on June 20, 2025.
(source)
Stock Valuation:
Current analysis suggests that FPNI is undervalued by approximately 27%, based on fundamentals and growth projections.
(source)
Risks:
There are concerns over the company’s earnings and revenue growth outlook, which could affect its long-term prospects.
(source)
While FPNI has shown strong stock market performance over the past year, its financial fundamentals remain challenged, with declining revenue and increasing losses. Investors are advised to closely monitor the upcoming AGM and corporate developments to better assess the company’s long-term outlook.
Let me know if you'd like this summarized visually or formatted as an investor brief.
Berikut adalah analisis terbaru mengenai emiten PT Lotte Chemical Titan Tbk (IDX: FPNI), termasuk kinerja saham, kondisi keuangan, dan sentimen pasar:TradingView+9StockAnalysis+9StockAnalysis+9
Harga Saham: Per 27 Mei 2025, harga saham FPNI berada di Rp210, turun 6,25% dari hari sebelumnya. StockAnalysis
Kinerja Tahunan: Dalam 12 bulan terakhir, saham FPNI mengalami kenaikan sebesar 24,7%, melampaui rata-rata industri kimia Indonesia (8,5%) dan indeks pasar secara keseluruhan (-1,6%). Simply Wall St
Volatilitas: Saham FPNI memiliki beta 1,63, menunjukkan volatilitas yang lebih tinggi dibandingkan pasar. Simply Wall St+1StockAnalysis+1
Pendapatan: Pada tahun 2024, pendapatan FPNI mencapai Rp5,87 triliun, mengalami penurunan 2,19% dibandingkan tahun sebelumnya. StockAnalysis
Laba Bersih: Perusahaan mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp142,42 miliar pada tahun 2024, meningkat signifikan dari kerugian Rp7,1 miliar pada tahun 2023. StockAnalysis
EBITDA: EBITDA FPNI tercatat negatif sebesar Rp123,92 miliar, dengan margin EBITDA -2,15%, menunjukkan tekanan pada profitabilitas operasional. TradingView
RUPS Tahunan: FPNI dijadwalkan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada 20 Juni 2025. Simply Wall St
Valuasi Saham: Analisis menunjukkan bahwa saham FPNI saat ini undervalued sekitar 27%, berdasarkan fundamental dan proyeksi pertumbuhan. Simply Wall St
Risiko: Terdapat kekhawatiran mengenai pertumbuhan pendapatan dan laba perusahaan, yang dapat mempengaruhi prospek jangka panjang.
Meskipun saham FPNI menunjukkan kinerja pasar yang kuat dalam 12 bulan terakhir, kondisi keuangan perusahaan menghadapi tantangan dengan penurunan pendapatan dan peningkatan kerugian. Investor disarankan untuk memantau hasil RUPS mendatang dan perkembangan strategi perusahaan guna menilai prospek jangka panjang secara lebih akurat.
Berikut adalah analisis terkini mengenai struktur kepemilikan dan solvabilitas PT Lotte Chemical Titan Tbk (IDX: FPNI), termasuk rumor terkait potensi delisting:
PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) sebelumnya dikenal sebagai PT Indofatra Plastik Industri. Pada tahun 2008, perusahaan ini diakuisisi oleh Lotte Chemical Titan Group dari Malaysia, yang merupakan bagian dari konglomerat Korea Selatan, Lotte Chemical Corporation. Sejak akuisisi tersebut, FPNI menjadi bagian dari grup Lotte dan mengubah namanya menjadi PT Lotte Chemical Titan Tbk .FIMA+12IDX+12lottechem.co.id+12IDN Financials
Kinerja keuangan FPNI menunjukkan penurunan signifikan dalam beberapa periode terakhir:
Laba Bersih 2024: FPNI mencatat rugi bersih sebesar Rp 134,6 miliar pada tahun 2024, dibandingkan dengan keuntungan Rp 45,3 miliar pada tahun sebelumnya .IPOTNEWS
Laba Bersih Q1 2025: Pada kuartal pertama 2025, perusahaan mencatat rugi bersih sebesar Rp 24,9 miliar .IPOTNEWS+1Indo Premier+1
Return on Assets (ROA): Per Mei 2025, ROA FPNI tercatat negatif sebesar -5,12%, menunjukkan efisiensi penggunaan aset yang rendah .ValueInvesting+1IPOTNEWS+1
Current Ratio: Rasio lancar FPNI berada di angka 1,28, yang masih berada di atas ambang batas aman 1,0, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya .ValueInvesting
Hingga saat ini, tidak terdapat informasi resmi dari Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenai potensi delisting saham FPNI. Namun, mengingat kinerja keuangan yang menurun dan kerugian yang berkelanjutan, investor disarankan untuk tetap waspada dan memantau perkembangan informasi dari BEI serta laporan keuangan perusahaan secara berkala.IDX+6https://www.idxchannel.com/+6FIMA+6
Meskipun FPNI masih memiliki likuiditas jangka pendek yang memadai, tren kerugian yang berkelanjutan dan penurunan efisiensi operasional menjadi perhatian serius. Investor disarankan untuk berhati-hati dan mempertimbangkan faktor-faktor risiko sebelum mengambil keputusan investasi terkait saham FPNI.